Cell Awareness

Monday, November 28, 2005

MOMENTUM

Momentum adalah suatu masa atau suatu waktu tertentu dimana terhadi daya/usaha untuk bergerak atau mulai bergerak. Agar terjadi suatu momentum dibutuhkan daya/usaha baik dari dalam maupun dari luar.

Apakah negara kita – Republik Indonesia yang kita cintai ini – sedang berada pada momentum? Jawabannya bisa YA bisa TIDAK. Kenapa?
Karena data-data dari para eksekutif perekonomian menyatakan adanya suatau daya/usaha untuk menumbuhkan kemajuan perekonomian. Sehingga jawabannya adalah YA.
Tapi disamping itu ada kenyataan dari masyarakat bahwa mereka dalam kondisi tidak dalam suatu daya/usaha untuk merasakan kemajuan perekonomian. Sehingga jawabannya adalah TIDAK.

Apakah para eksekutif perekonomian dan masayarakat tidak memiliki persepsi/jawaban yang sama mengenai momentum ini? Saya merasa begitu.

Menurut saya, pertanyaan tenntang momentum ini mirip dengan pertanyaan Matematika Biner yang membutuhkan jawaban YA dan TIDAK. Atau bisa disebut dalam istilah Matematika 1 dan 0. Karena dalam ilmu Matematika Biner, kalau jawabannya YA sama dengan 1 dan TIDAK sama dengan 0.
Jadi dari uraian diatas para eksekutif perekonomian menjawab YA (1) dan masayarakat menjawab TIDAK (0).

Kembali ke ilmu Matematika Biner, kalau jawaban 1 dan 0 dimasukkan/digabungkan melalui suatu gate/operator AND/DAN maka hasilnya adalah 0 atau TIDAK.
Tetapi kalau jawaban 1 dan 0 dimasukkan/digabungkan melalui gate/operator OR/ATAU maka hasilnya adalah 1/YA.

Kita sebagai bangsa Indonesia mengharapkan hasil apa? Tentunya kita mengharapkan hasil YA atau 1. Yang berarti kita harus menyatukan jawaban para eksekutif perekonomian (YA atau 1) dan jawaban masyarakat (TIDAK atau 0) kedalam suatua relasi OR/ATAU. Apa artinya? Ya karena kita tidak tahu jawaban siapa yang benar antara jawaban para eksekuitf perekonomian dengan jawaban masyarakat maka kita harus memadu jawaban ini kedalam relasi OR/ATAU supaya hasilnya adalah YA atau 1. yang artinya hasil dari relasi para eksekuitf perekonomian dan masyarakat adalah terjadinya momentum.

Dalam kasus ini dengan relasi OR/ATAU pendapat para eksekutif perekonomianlah yang dominan atau lebih baik. Karena meraka adalah para elite/scientist/expert dibidangnya yaitu perekonomian.

Apakah ini sudah cukup? Dengan hanya menyerahkan/memasrahkan kepada para eksekutif perekonomian ini kemana masalah momentum ini? Oh tidak, tunggu dulu. Kita semua harus mendukung meraka. Tidak hanya protes di sana sini. Disamping mendukung para eksekutif perekonomian ini kita juga harus memonitor dan mengontrol mereka melalui usaha yang produktif dan positif.
Bagaimana dengan para eksekutif perekonomian bila masayarakat sudah mendukuong mereka demi tujuan yang mulia ini? Ya hendaknya mereka sebagai elite/scientist/expert barlaku sebagi elite/scientist/expert juga.

Dengan adanya relasi yang positif antara para eksekutif perekonomian dan masyarakat, sehingga timbul suatu momentum perekonomian berdasarkan daya/usaha kedua pihak. Kedua pihak sebaiknya bersatu padu dalam mencapi momentum perekonomian ini. Juga jangan lupa bahwa momentum itu tidak selalu datang.

GAS TERUS INDONESIA!!!


Rusun Petamburan
Senin, 28 November 2005 pukul 20:30.

Thursday, November 17, 2005

The Cycle

As of February 2005, according to the Ministry of Economy, the unemployment rate has reached 10.26 percent, or 10,850,254 people out of the total of 105,802,372 people in labor force.

The data further shows the unemployment growth:
(a) 1,100,000 more jobless people in 2001-2002 period
(b) 687,000 more jobless people in 2002-2003 period
(c) 431,000 more jobless people in 2003-2004 period
(d) 600,000 more jobless people from Aug. 2004 to Feb. 2005

What do these figures tell us?

The massive unemployment in the country would only grow bigger with the current economy following the fuel price hikes on March and October.
- The skyrocketing inflation rate
- Weaker position of rupiah against the greenback.
- The central bank up its rate up to 12.5 percent to curb further depreciation of the rupiah

Looking at this declining trend of the country’s economy – at least until the third quarter of next year based on assumption made by the central back that the economy will rebound by the end of 2006 with inflation rate hovers at between 7 – 8 percent – what shall we do?

I believe we can contain the fast growth of unemployment by providing more job opportunities. Even in the developed United States, the newly elected Federal Bank Governor Ben Bernanke set a long term policy to strengthen the economy by creating more jobs and promoting the welfare of workers.

Look at this simple chart of the cycle of the economy:

FLOW:

1. The opening of job opportunities

2. More people in labor force

3. More tax generated

4. The increase of people’s purchasing power (keep in mind that 70 percent of what makes the country’s wheel of economy keep on turning is public consumption sector)

5. The growth of industries

Then return to flow No. 1


It is not impossible that the country’s economy can go stronger faster than expected if all economy ministries or institutions do their jobs well with full integrity.
1. The creation of job opportunities
-> Employers should not exploiting workers
2. More people in the labor force
-> The workers commit to work their best and set a common achievement of growing businesses.
3. More state income from tax
-> The tax officers should not abuse their authorities
-> The employers and workers pay taxes in time, not manipulating the numbers
4. Public consumption
-> The public are expected to spend their money smart and not become a mere consumptive animal
5. The growth of businesses, industries
-> The state executives and legislators as well as law enforcement officials promote the economy by promoting a certain, safe atmosphere for investment.

This way, our country can grow expansively in long term and can be immune to any external turbulence which all this time always affect Indonesian’s internal condition.

Go, Indonesia!

Thursday, Nov. 17, 2005, 4:08 p.m.

SIKLUS

Menurut data Kementrian Perekonomian Indonesia, sampai akhir February 2005 tingkat pengangguran sebesar 10,26% atau 10,850,254 orang dari 105,802,372 angkatan kerja.

Sementara laju pertumbuhan pengagguran:
(a) periode 2001 ~ 2002 bertambah 1,100,000 orang pengaggur
(b) periode 2002 ~ 2003 bertambah 687,000 orang pengaggur
(c) periode 2003 ~ 2004 bertambah 431,000 orang pengaggutur
(d) periode Agustus 2004 ~ February 2005 bertambah 600,000 orang pengaggur

Apa yang kita bisa lihat dari data tersebut diatas?

Sampai February 2005 jumlah penggaggur telah mencapai 10,854,254 orang di Indonesia dan akan mungkin terus bertambah dengan situasi perekonomian sekarang pasca kenaikan BBM.
- Tingginya laju inflasi
- Melemahnya nilai rupiah terhadap USD (Rp 10,000/1 USD)
- Dinaikkannya bunga SBI (sampai 12,25%) untuk menahan depresiaisi Rupiah

Melihat kecenderungan kemerosotan perekonomian kita – setidaknya sampai kuartal ke-3 tahun 2006, karena menurut asumsi BI, perekonomian Indonesia akan rebound pada kuartal ke-4 tahun 2006, dimana laju inflasi dikisaran 7% ~ 8% - apakah yang harus kita lakukan?

Menurut hemat saya adalah pengurangan laju pertambahan pengagguran dengan menbuka lapangan pekerjaan seoptimum mungkin. Karena baik di Amerika sendiri dengan Gubernur FED yang baru, mempunya tujuan jangka panjang untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejarhteraan pekerja.

Karena dengan menambah lapangan pekerjaan, roda perekonomian akan berputar flownya ke arah positif.

FLOW:

1. Lapangan Pekerjaan Dibuka

2. Penambahan Jumlah Pekerja

3. Peningkatan Pendapatan Pajak dari Pekerja

4. Peningkatan Konsumsi Masyarakat (Menurut data 70% roda perekonomian Indonesia adalah dari sector konsumsi)

5. Tumbuhnya usaha/industri/perekonomian

Kembali ke Siklus Awal (1)


Saya kira tidak mustahil kalau perekonomian Negara kita bergerak ke arah positif bila semua komponen/elemen ekonomi dan Negara melakukan tugasnya masing-masing dari diri sendiri dengan benar, bartanggung jawab dan jujur.
1. Lapangan Pekerjaan Dibuka (Bisnis/Usaha Baru)
-> Pengusaha tidak hanya mengeksploitasi karyawannya
2. Bertambahnya Pekerja
-> Para pekerja commit dan bekerja keras untuk memajukan pertumbuhan perusahaan masing-masing
3. Peningkatan Pendapatan Negara dari Pajak Pendapatan
-> Para oknum pajak jujur dalam mengumpulkan pajak dari rakyat
-> Para pengusaha dan karyawan jujur dalam membayar kewajiban pajaknya
4. Konsumsi Masyarakat
-> Masayarakat diharapkan lebih cerdas dan cermat dalam berbelanja
5. Tumbuhnya Usaha/Indsutri/Perekonomian
-> Komponen politik (pemerintah/eksekutif, dewan perwakilan rakyat/legislatif dan pengawas hokum/judikatif) lebih jujur dan berhari nurani bersih dalam menjalankan proses bernegara.

Sehingga semoga Negara kita maju dalam waktu yang panjang dan dapat menahan gejolak external yang selalu mempengaruhi kondisi internal negara kita Indonesi.


MAJU TERUS INDONESIA

Kamis, 17 November 2005, Jam 16:08PM